Senin, 17 Maret 2008

Sistem Sebagai Satuan Pengamatan Sekaligus Sumber Masalah

Pembahasan berikut juga akan membicarakan masalah sosial yang diidentifikasi pada level sistem. Artinya, untuk dapat memberikan tingkat kepekaan yang lebih tinggi terhadap keberadaan masalah dalam masyarakat, fokus perhatian lebih ditekankan pada kondisi sistem atau kehidupan masyarakat sebagai kebulatan. Sebagairnana sudah disinggung dalam bagian lain tulisan ini, identifikasi masalah cukup penting dalam studi dan penanganan masalah sosial, oleh karena identifikasi merupakan langkah awal yang mendorong dan membuka jalan bagi langkah berikutnya. Fuller dan Myers (dalam Weinberg, 1981 : 88), menyebut proses identifikasi ini sebagai tahap awareness atau tahap untuk menarik perhatian masyarakat terhadap situasi yang dianggap sebagai masalah, dan merupakan suatu langkah yang mengawali tahap policy determination dan tahap reform.
Perbedaan dengan sub bab sebelumnya adalah dalam hal mendiagnosa masalah. Dalam sub bab sebelumnya penelusuran sumber masalah dilakukan dari sisi individu, sedangkan pada pembicaraan ini sumber masalah akan dilihat dari "kesalahan" sistem. Sebagaimana sudah dikemukakan, pandangan ini mempunyai dasar berpikir bahwa dengan penelusuran sumber masalah pada level sistem akan betul-betul diketemukan sumber permasalahannya bukan sekedar gejala atau simtomnya. Lebih dari itu, pandangan ini juga mengemukakan alasan, bahwa apabila masalah sosial akan dikaji dengan menggunakan sudut pandang ilmu sosial, maka objek kajiannya semestinya tidak dititik beratkan pada individu melainkan pada masyarakat. Apalagi jika diingat, bahwa dalam kenyataannya kerangka institusional dari suatu masyarakat memang sering menjadi sumber masalah sosial (seperti masalah ras, polusi, distribusi pelayanan kesehatan yang tidak merata, kemiskinan struktural, perang). Pertimbangan lain adalah adanya asumsi bahwa institusi sosial dibuat oleh manusia, dengan demikian tidak bersifat sakral, sehingga dengan demikian dapat berubah atau diubah apabila dianggap kurang dapat memenuhi berbagai aspek kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat.
Walaupun demikian, tetap disadari bahwa pendekatan ini pun tidak terlepas dari kelemahan dan mengandung "bahaya" apabila penerapannya tidak proporsional. Oleh sebab itulah perlu disadari adanya beberapa hal agar dapat mengendalikan penerapan pendekatan ini sehingga tetap proporsional. Diantaranya adalah tetap dilandasi oleh kesadaran bahwa system blame approach hanya sebagian dari kebenaran untuk dapat menjelaskan masalah sosial yang cukup kompleks. Bentuk kehati-hatian yang lain adalah menjaga agar penerapan pendekatan ini tidak dilakukan secara dogmatis. Apabila hal itu dilakukan, akan dapat menyesatkan pandangan, seolah-olah individu sekedar merupakan robot yang dikontrol sepenuhnya oleh sistem. Pandangan sistem yang ekstrem akan mengabaikan faktor responsibilitas dari masing-masing individu atas berbagai bentuk tindakan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar